Nama : Ricky Setiawan
Nim/prodi : 931211116/Hukum
Ekonomi Syariah
STAIN KEDIRI
A.
THAHARAH
Thaharah menurut arti bahasa adalah suci dan lepas dari kotoran.
Sedangkan menurut syara’ menghilangkan penghalang yang berupa hadas dan najis.
Menurut istilah para fuqaha’ berarti membersihk Thahara atau bersuci dalam pandangan islam tidak hanya menyangkut
bersih atau kotor, namun lebih kepada tujuan sahnya suatu ibadah. Tanpa adanya
ritual bersuci yang sesuai, mustahil akan terjadi ibadah yang sah. Karena suatu
syarat sahnya semua ibadah adalah kondisi suci yang apabila tidak terpenuhi
maka akan berakhir dengan kesia-siaan.an diri dari hadas dan najis, seperti
mandi, berwudlu dan bertayammum.
B.
MACAM-MACAM THAHARAH
1.
Wudhu
Secara bahasa wudhu berasal dari kata wadhaah
yang berarti bagus, bersih, terang dari gelapnya dosa. Menurut definisi
syariat wudhu adalah mempergunakan air untuk dibasuhkan pada anggota tubuh
bersamaan dengan niat.[1]
Hal-hal
yang mewajibkan wudhu
a.
Keluarnya
segala sesuatu selain sperma dari salah satu lubang qubul atau dubur.
b.
Hilang
akal disebabkan tidur.
c.
Bersentuhan
kulit antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahromnya.
d.
Menyentuh
kemaluan atau dubur.[2]
Rukun
wudhu
a.
Niat.
b.
Membasuh
wajah.
c.
Membasuh
kedua tangan hingga siku.
d.
Mengusap
sebagian kepala.
e.
Membasuh
kaki hingga mata kaki.
f.
Tertib.
Sunnah
wudhu
a. Membaca basmallah
b. Membasuh tangan sampai pergelangan
terlebih dahulu
c. Berkumur-kumur
d. Membersihkan hidung
e. Menyela-nyela janggut yang tebal
f. Mendahulukan anggota yang kanan
g. Mengusap seluruh kepala
h. Menyela-nyela jari tangan dan jari kaki
i. Megusap kedua telinga
j. Membasuh sampai tiga kali
k. Berturut-turut
l. Berdo’a sesudah wudlu
Manfaat
wudhu dari aspek kesehatan[3]
a.
Mengurangi
resiko kanker kulit
b.
Melancarkan
peredaran darah
Gerakan
wudhu
a.
Membasuh
kedua telapak tangan
b.
Berkumur
c.
Menghirup
air kehidung lalu mengeluarkannya
d.
Niat
e.
Membasuh
wajah
f.
Membasuh
kedua tangan
g.
Menyelah-nyelahi
jari tangan
h.
Mengusap
kepala
i.
Mengusap
kedua telinga
j.
Membasuh
kedua kaki
k.
Menyelah-nyelahi
jari-jari kaki
2.
Tayyamum
Secara bahasa tayyamum memiliki arti
“menyengaja”. Sedangkan dalam terminologi fiqih tayyamum memiliki pengertian mengusap
debu pada wajah dan kedua tangan dengan ketentuan khusus.[4]
Banyak orang menganggap janggal dipilihnya
debu sebagai pengganti air sebagai sarana bersuci. Karena mengusapkan debu
kewajah dan kedua tangan dapat mengotorinya. Namun debu dipilih sebagai
pengganti air karena diantara keduanya memiliki dan hubungan yang sangat erat.
Allah menjadikan segala sesuatu yang hidup dari air, sedang tanah merupakan
materi asal penciptaan manusia ( Nabi Adam). Jadi, penciptaan manusia
melibatkan dau unsur, yaitu tanah dan air.[5]
Syarat
tayammum
a. Islam
b. Tidak ada air dan telah berusaha
mencarinya, tetapi tidak bertemu
c. Berhalangan menggunakan air, misalnya
karena sakit yang apabila menggunakan air akan kambuh
sakitnya
d. Telah masuk waktu shalat
e. Dengan debu yang suci
f. Bersih dari Haid dan Nifas
Rukun
tayammum
a. Niat
b. Mengusap muka dengan debu dari tangan
yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu
c. Mengusap kedua tangan sampai siku,
dengan debu dari tangan yang baru dipukulkan atau diletakkan ke debu, jadi dua kali
memukul.
d. Tertib
Sunnah
tayammum
a. Membaca basmallah
b. Mendahulukan anggota kanan
c. Menipiskan debu di telapak tangan
d. Berturut-turut
Hal-hal
yang membatalkan tayammum
a. Semua yang membatalkan wudlu
b. Melihat air, bagi yang sebabnya ketiadaan
air
c. Karena murtad.
3.
Mandi
Secara bahasa, mandi (ghusl) diartikan sebagai mengalirkan air
kesebuah benda. Sementara itu, menurut definisi syariat, mandi adalah
mengalirkan keseluruh tubuh dengan niat tertentu.[6]
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mandi menurut syariat yang
dianggap dapat menghilangkan hadas besar dan mendapatkan kesunnahan harus
memenuhi dau kriteria. Pertama, meratakan air keseluruh tubuh tanpa terkecuali,
dan yang kedua berniat diawal basuhan.[7]
Tata cara mandi
Tata cara mandi yang baik adalah sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah saw. Dalam salah satu hadisnya, “ Dari Aisyah r.a berkata, ‘Ketika
Nabi mandi karena jinabat, beliau mengawali dengan membasuh kedua tangan.
Beliau mendahulukan tangan kanan daripada tangan kiri. Kemudian membasuh
kemaluan, berwudhu sebagaimana wudhu sebelum shalat. Kemudian beliau
mengalirkan air, menyelah-nyelahi pangkal rambut hingga beliau merasa telah
sempurna, beliau mengguyurkan air kekepala sebanyak tigakali dengan kedua
tangannya, kemudian mengalirkan air keseluruh tubuhnya. Kemudian, membasuh dua
kaki beliau,” (H.R. Muslim No. 248).
Hikmah mandi
a.
Meraih
pahala.
b.
Mempertahankan
fungsi tubuh.
c.
Sebagai
terapi kecanduan narkotika.
Sebab-sebab
mandi
a.
Keluar
mani.
b.
Bersenggama.
c.
Haid
dan nifas.
d.
Melahirkan.
e.
Meninggal
dunia.
Larangan
bagi orang yang Hadas
a.
Menyentuh
dan membaca Al-Qur’an.
b.
Berdaim
di masjid.
c.
Shalat.
d.
Thawaf.
C.
Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu
yang menjijikkan. Sedangkan menurut istilah syariat adalah sesuatu yang
dianggap (secara syar’i) menjijikkan yang mencegah sahnya shalat (seandainya
mengenai atau terbawa dalam shalat) dengan tanpa ada suatu hal yang
memperkenankan.[8]
Pembagian
najis
a.
Najis
Hukmiyah, yaitu najis yang tidak ada bentuk, rasa, warna atau bau.
b.
Najis
‘Ainiyah, yaitu najis yanag ada bentuk, rasa, warna ataupun bau.
Cara
menghilangkan najis hukmiyah
·
Hukmiyah
mukhaffafah (yang ringan hukumnya)
Dengan
cara mempercikkan air dipermukaan sesuatu yang terkena najis sampai merata,
sekalipun tidak sampai mengalir.
·
Hukmiyah
mutawasithoh (yang sedang hukumnya)
Dengan
cara mengalirkan air pada sesuatu yang terkena najis, sekalipun hanya sekali
asalkan air merata pada permukaan sesuatu yang terkena najis.
·
Hukmiyah
mughalladhoh (yang diperberat hukumnya)
Dengan
cara dibasuh tujuh kali, salah satu basuhannya dicampur dengan debu yang suci
sekaligus bisa mensucikan atau sesamanya.
Cara menghilangkan najis ‘Ainiyah
·
‘Ainiyah
mukhaffafah (yang rinagn hukumnya)
Bila
tidak tercampur dengan najis lain, bisa dilakukan dengan cara menghilagkan
rasa, warna, baunya.
·
‘Ainiyah
mutawasithoh (yang sedang hukumnya)
Dengan
cara menghilangkan semua sifat-sifatnya.
·
‘Ainiyah
mughalladhoh (yang diperberat hukumnya)
Dengan
cara menghilangkan semua sifat-sifatnya.
Najis yang dimaafkan
1)
Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir seperti nyamuk, kutu, dan
sebagainya.
2)
Najis yang sangat sedikit.
3) Darah bisul dan sebangsanya.
4)Kotoran
binatang yang mengenai biji-bijian yang akan ditebar, kotoran binatang ternak
yang mengenai susu ketika diperah.
5)
Kotoran ikan d dalam air.
6)Darah
yang mengenai tukang jagal.
7)Darah
yang masih ada pada daging.
D.
Hadas
Hadas menurut makna bahasa
“peristiwa”. Sedangkan menurut syara’ adalah perkara yang dianggap mempengaruhi
anggora-anggota tubuh sehingga menjadikan sholat dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang sehukum dengannya tidak sah karenanya, karena tidak ada sesuatu yang
meringankan . Hadas dibagi menjadi dua :
1)
Hadas
kecil, adalah perkara-perkara yang dianggap mempengaruhi empat anggota tubuh
manusia yaitu wajah, dua tangan dan dua kaki. Lalu menjadikan sholat dan
semisalnya tidak sah. Hadas kecil ini hilang dengan cara berwudlu.
2)
Hadas
besar, adalah perkara yang dianggap mempengaruhi seluruh tubuh lalu menjadikan sholat
dan pekerjaan-pekerjaan lain yang sehukum dengannya tidak sah. Hadas besar ini
bisa hilang dengan cara mandi besar.
[1] Sulaiman
Al Jamal. Darul Fikr. Hlm 102
[2] Husain
Hasyim Ba’alawi “Sulam at-taufiq” hlm 29
[3] Egha
Zainur Ramadhani.2008. super health, gaya hidup sehat Rasulullah.
(Yogyakarta: Pro-U Media) hlm 36
[4] Taqiyyudin
Ad Dimasyqi. 2005. Kifayah Al Akhyar. Hlm.84
[5] Ahmad As
Shawi. Tt. Tafsir As Shawi. Surabaya: Al Hidayah. Hlm 2
[6] Mustafa
Al Khin. Tt. Al-fiqh al-manhaji. Hlm 71
[7] Zainuddin
Abdul Aziz. Fath Al Mau’i. Hlm 128
[8] Zain Forum Kalimasada,Kearifan Syariat,Khalista
Surabaya,Kediri,2009.163
uddin al-Maribari “fatkhu al-mu’in” juz 1 hlm.81
No comments:
Post a Comment