Nusantara pra-islam
A.
Kerajaan
sebelum islam datang
a)
Kerajaan
Kutai
Terletak di Kalimantan Timur, daerah Muara
Kaman di tepi sungai Mahakam. Kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu pertama
di Indonesia, kerajaan yang juga dikenal dengan kerajaan Negeri 7 Yupa, yang
diperkirakan berdiri pada tahun 400 M.
b)
Kerajaan
Tarumanegara
Pada pertengahan abad ke-5 M, di daerah
lembah sungai Citarum, Jawa Barat terdapat kerajaan bernama Tarumanegara yang
merupakan kerajaan tertua dijawa. Berita tentang kerajaan ini diketahui melalui
prasasti dan berita cina. Berdasarkan prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan
bahwa pusat kerajaan Tarumanegara ada di daerah Bekasi.
c)
Kerajaan
Kaling di Jawa Tengah
Kerajaan Kaling merupakan kerajaan
Budha. Diperkirakan nama kaling (ho-ling)
berhubungan dengan nama kerajaan di india selatan, kaling diperkirakan terletak
dijawa tengah hal ini diperkuat dengan adanya nama wilayah kaling dikecamatan
keling, sebelah utara gunung muria,Jepara Jawa Tengah.
d)
Kerajaan
Sriwijiaya
Sriwijaya merupakan kerajaan nasional
pertama di Indonesia, karena pada masa kejayaannya daerah yang dikuasai
meliputi Indonesia bagian barat, Semenanjung Malaya, Siam bagian selatan, sebagian
Filipina dan Brunei Darrussalam di pulau Kalimantan. Selain itu, berdasarkan
temuan peninggalannya dapat diketahui daerah yang tunduk dengan Sriwijaya,
misalnya prasasti Karang Berahi di jambi, prasasti Kota Kapur di Pulau Bangka,
dan Candi Muara Takus di Riau
e)
Kerajaan
Kadiri
Pada tahun 1041, airlangga mengundurkan diri
dari kedudukan sebagai raja. Untuk menghindari perebutan tahta. Ibukota kerajaan
kediri bertempat di Daha yang berada dialiran sungai berantas.
Kerajaan Kediri berkembang dengan pesat
melampaui jenggala yang mewarisi ibukota kahuripan. Salah satu penyebabnya
adalah kemampuan raja-raja kediri dalam mengalihkan perdangan internasional
dari pelabuhan hujung galuh dikahuripan ke wilayah kekuasaan kediri, yaitu
pelabuhan canggu.
Sepeninggalan Jayengrana, terdapat 2 raja
yang prestasinya sangat tinggi sehingga dikenang oleh masyarakat sampai
sekarang yaitu pertama, Raja Jayabaya yang memerintah antara tahun 1135-1157.
Ia berhasil menyatukan kembali kerajaan jenggala kedalam kekuasaan kerajaan
Kediri. Kedua, Kameswara yang memerintah antara tahun 1182-1185. Salah satu
prestasi yang dicapai kameswara adalah pengembangan kesusastraan. Pada periode
ini banyak karya sastra yang berhasil ditulis, diantaranya adalah smaradana
karya Mpu Darmaja.
Kameswara digantikan pewarisnya yang
bernama Kertajaya (1190-1222). Pada masa pemerintahannya terjadi perselisihan
dengan penguasa ditumapel yang bernama ken arok. Konflik ini berakhir denga
runtuhnya kerajaan kediri dan wilayahnya kemudian menjadi bagian kerajaan
Singosari yang didirikan oleh ken arok.
f)
Kerajaan
Singosari
Kerajaan singosari didirikan oleh ken arok
yang bergelar sri ranggah rajasa sang amurwabumi. Puncak kejayaan kerajaan
singosari dperoleh pada masa pemerintahan Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.
Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan jalan menempatkan pejabat
yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya. Raja juga melakukan
persahabatan dengan kerajaan-kerajaan besar, salah satunya adalah dengan
menjalin kerjasama dengan Kerajaan Campa.
Singosari mengalami keruntuhan oleh dua
sebab utama yaitu tekanan luar negeri dan pemberontakan dalam negeri. Tekanan
asing datang dari kubilai khan dari kekaisaran cina mongol.[1]
g)
Kerajaan
Majapahit
Raja pertama Majapahit
adalah Nararya Sanggramawijaya dengan nama Abhiseka Kartarajasa Jayawardana,
yang biasa disingkat Wijaya saja. Dan nama yang banyak dikenal adalah Raden
Wijaya. Dalam babat tanah jawi dan serat kanda, raja majapahit itu disebut
Brawijaya. Raden Wijaya mulai memerintah pada tahun Saka 1216 atau tahun Masehi
1294 setelah tentara Majapahit berhasil mengusir tentara Tartar. Menurut Nagarakretagamam,
prabu Jayanagara alias Kala Gemet naik tahta kerajaan setelah Raden Wijaya mangkat.
Raden Wijaya meninggalkan
seorang putra bernama Jayanagara, yang sudah banyak dikenal pada piagam gunung
Butak dari tahu saka 1216 atau tahun Masehi 1294, dan naik tahta menggantikan
ayahnya pada tahun saka 1231 atau tahun masehi 1309 dengan nama Abhiseka Wiralandagopala.
Yang kemudian digantikan dengan putri Tribuwanatatunggadewi dengan nama Abhiseka
Jayawisnuwardhani. Dan lahirlah Hayam Wuruk.
Pada tahun 1350, Hayam
Wuruk naik tahta menggantikan Tribuwanatatunggadewi. Pada masa inilah majapahit
mengalami puncak kejayaan. Hayam Muruk tidak memiliki putra mahkota sehingga
digantikan oleh seorang putrinya yang bernama Kusuma Wardhani. Pemerintahanm
yang dijalankan oleh suaminya yang bernama Wikrama Wardhana (1389-1429).[2]
B.
Sosial kultur dan Agama
Munculnya
agam islam di Indonesia tidak lepas dari pengaruh persentuhan kebudayaan daerah
Nusantara dan negara yang membawa pengaruh islam. Daerah nusantara ini
merupakan jalur perdagangan strategis yang menghubungkan antara dau negara,
yaitu Laut Tengan dan Cina. Dengan adanya hubungan perdagangan ini menimbulkan
pengaruh kebudayaan Arab, Parsi, India dan Cina di Nusantara. Dan terjadilah proses
Akulturasi antara kebudayaan-kebudayaan negara tersdebut dengan kebudayaan di
Nusantara. Dan sejak kedatangan orang India sebagai pembawa kebudayaan
Hindu,yaitu pengaruh alam pikiran dan tingkah laku. Pengaruh tersebut menyebabkan
perubahan tata cara hidup kemasyarakatan, perekonomian dan terutama dalam
keagamaan.
Sekitar
abad pertama dan kedua masehi, agama Hindu mulai diperkenalkan oleh para
pedagang india melalui interaksi di jalur-jalur pantai Indonesia. Dari situlah
yang menjadi penetrasi agama Hindu kedalan kultural masyarakat Indonesia. Yang
menjadi pengaruh besar adalah para pedagang asal India yang menetap dan
melakukan perkawinan campur dengaqn penduduk Indonesia. Secara tidak langsung
mereka vtelah mengalirkan kebudayaan Hindu kepada masyarakat sekitar.
Bangunan candi-candi diberbagai
wilayah Indonesia merupakan bukti adanya pengaruh Hindu. Fungsi dari candi tersebut
adalah untuk penguburan abu jenazah para raja. Raja yang vmeninggal
dilambangkan dengan sebuah patung yang menjadi perwujudan dari dewa-dewa yangf
mereka puja semasa hidupnya. Kepercayaan tersebut juga menunjukkan hunbungan dengan
tradisi pra-Hindu yang menyembah ruh-ruh nenek moyang yang diwujudkan dengan
bentuk patung dan menhir diatas punden-punden berundak.
Pada
abad ke 6 masehi para pendeta dari Budha dari India melakukan kunjungan resmi ke
istana raja-raja Indonesia dengan mengenalkan ajaran Shidarta Gautama beserta
hukum-hukumnya. Kemudian berhasil mengukuhkan pengaruhnya kepada keluarga
keraton, merekapun menyebarkan ajaran Budha ke daerah-daerah lain. Dalam waktu
yang singkat, pengaruh Hindhu dan Budha telah berhasil memberikan corak
terhadap kerajaan-kerajaan besar di Indonesia. Pada sekitar tahun 600an Masehi,
muncul kerajaan Hindu besar pertama, yaitu Sriwijaya di Palembang, Sumatera
Selatan. Dan kerajaan tersebut telah menjadi pusat pendidikan agama Budha.
Kekuasaannya mencakupi sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa Barat, dan beberpa
kepulauan Malaka dan Borneo. Kerajaan ini mampu bertahan sampai tahun 1377
Masehi.
C.
Masuknya Islam ke Indonesia
Terdapat tiga teori yang menjelaskan kedatangan agama islam ke
Nusantara. Pertama, menjelaskan bahwa agam islam yang ada di Indonesia disebarkan
oleh bangsa persia. Teori ini didasarkan sumber yang berasal dari Dinasti Tang
yang menyebutkan adanya koloni pedagan islam di Tashih, sebuah wilayah di
pantai barat Sumatera.
Teori kedua menjelaskan
bahwa agama islam disebarkan oleh bangsa Gujarat. Hal itu didasarkan pada penerimaan
bangsa Nusantara terhadap agama islam yang berlangsung begitu cepat. Kecepatan
itu disinyalir disebabkan oleh pencampuran unsur agama Hindu dan Islam di India,
sehingga sesuai dengan karakteristik bangsa Nusantara.
Teori ketiga
menjelaskan bahwa agama islam disebarkan oleh para pedagang dari negara Yaman
bagian Selatan, yaitu Hadramaut. Teori ini didasarkan pada kesamaan gelar dan
marga antara bangsa-bangsa yang menyebarkan islam di Nusantara dengan gelar dan
marga yang terdapat pada masyarakat Hadramaut.
Islam berkembang mulai
akhir abad ke-13 M sampai awal abad ke-17 M. Dimulai dari bagian utara Sumatera
sampai ke daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia Timur. Daerah yang paling
kuat islamnya yaitu daerah yang strategis dalam perdagangan internasional ;
pesisir-pesisir Sumatera di selat Malaka, Semenanjung Malaya, pesisir utara
Jawa, dan Maluku.
Petunjuk yang
paling meyakinkan mengenai penyebaran islam berupa prasasti-prasasti,
kebanyakan batu-batu nisan, dan beberapa catatan para musafir. Kerajaan
Majapahit yang bercorak Hindu-Budha banyak berurusan dengan para pedagang
islam. Para ulama muslim yang merupakan sarana yang masuk akal sebagai pelaku
islamisasi dikalangan istana Jawa yang sudah sejak lama terbiasa dengan
pemikiran-pemikiran mistik Hindu dan Budhisme.
Tahun 1416, Ma Huan seorang muslim Cina, mengunjungi
pesisir utara Jawa dan memberi laporan hanya ada tiga macam penduduk Jawa yaitu
orang-orang muslim dari barat dan orang Cina beragama islam,penduduk setempat
yang beragama islam dan orang-orang jawa yang masih menyembah berhala.
Masuknya agama
islam di Nusantara menurut Tome Pires yang menyatakan bahwa daerah Sumatera Timur,
Aceh, dan Palembang telah memeluk agama Islam. Jawa Barat dan Sunda belum
memeluk islam tetapi Jawa Tengah dan Jawa Timur daerah pantai penduduknya telah
memeluk agama islam. Di Kalimantan baru daerah Brunei yang memeluk islam.
Di Indonesia,
agama islam disebarluaskan melalui lima media, yaitu :
1)
Penyebaran
islam melalui Perdagangan.
2)
Penyebaran
islam melalui Dakwah.
3)
Penyebaran
islam melalui Perkawinan.
4)
Penyebaran
islam melalui Kesenian.
5)
Penyebaran
islam melalui Seni Bangunan.[3]
Daftar Pustaka
-
Prof. Dr. Slamet
Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di
Nusantara,LkiS Yogyakarta: Yogyakarta,2005.
-
Rini Mardika
Ningsih,Sejarah SMA/MA IPA, PT.Grasindo:Jakarta,2006.
No comments:
Post a Comment